Sabtu, 27 Juni 2015

LAPORAN DETEKTOR SINYAL HANDPHONE



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Komponen-komponen elektronika memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama pada era globalisasi saat ini karena dimana-mana seringkali kita menemukan hal-hal yang erat kaitannya dengan elektronika, baik itu di rumah maupun di tempat-tempat lainnya. Misalnya saja handphone yang merupakan salah satu contoh aplikasi dari penggunaan alat-alat elektronika.
Seperti yang telah diungkapkan tadi bahwa handphone merupakan salah satu contoh aplikasi dari penggunaan alat-alat elektronika yang amat sering digunakan masyarakat saat ini, bahkan sebagian pelajar SD pun telah menggunakannya. Dalam penggunaan handphone tersebut memiliki dampak positif dan dampak negatif  bagi setiap orang. Dampak positifnya salahsatunya dapat digunakan berkomunikasi dengan sanak family meskipun berbeda tempat. Sedangkan dampak negatifnya, salahsatunya yang cenderung dialami oleh para pelajar adalah digunakan dalam hal melakukan transaksi tukar jawaban pada saat ujian. Meskipun telah diperingatkan sebelumnya terhadap gurunya bahwa pada saat ujian harus menonaktifkan handphone bagi yang memiliki, tapi seringkali ada siswa atau siswi yang ternyata diam-diam dalam menggunakan handphone ketika ujian berlangsung.
Oleh karena hal tersebut, maka dilakukanlah penelitian terkait “Aplikasi Rangkaian Detektor Sinyal Handphone  dalam Proses Pembelajaran” agar memudahkan seorang pengajar atau guru dalam mendeteksi siswa-siswi yang tidak mau mematikan handphonenya saat ujian. Tanpa seorang pengajar tersebut repot mengumpulkan handphone siswa-siswi saat ujian berlangsung satu persatu di depan kelas. Rangkaian pendeteksi tersebut dapat menangkap sinyal handphone yang sedang aktif dalam jarak kurang lebih 1 meter, sehingga jika ada seorang siswa yang melakukan transaksi tukar jawaban melalui call maupun sms akan terlacak meskipun menggunakan mode silent/modus diam sekalipun.


B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana cara membuat rangkaian detektor sinyal handphone?
2.    Bagaimana prinsip kerja dari rangkaian detektor sinyal handphone?
3.    Apakah kegunaan dari rangkaian detektor sinyal handphone?
4.    Bagaimana cara menggunakan rangkaian detektor sinyal handphone?

C.  Tujuan Riset
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Dapat membuat rangkaian detektor sinyal handphone.
2.    Dapat mengetahui prinsip kerja dari detektor sinyal handphone.
3.    Dapat mengetahui kegunaan dari rangkaian detektor sinyal handphone.
4.    Dapat menggunakan rangkaian detektor sinyal handphone.

D.  Manfaat Riset
Manfaat dari penelitian tersebut adalah untuk memberikan kemudahan pada manusia dalam mendeteksi keberadaan handphone atau ponsel melalui pendeteksian sinyal baik dari panggilan masuk/keluar maupun SMS (Short Message Sistem) masuk/keluar pada ponsel.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  IC (Integrated Circuit )
Sirkuit terintegrasi atau yang biasa juga disebut sebagai IC merupakan komponen elektronika yang terbuat dari kumpulan puluhan, ratusan, hingga ribuan transistor, resistor, diode dan komponen elektronika lainnya. Kumpulan komponen-komponen tersebut dikemas dengan kompak sedemikian rupa hingga ukurannya tidak terlalu besar. IC dibuat untuk memiliki fungsi tertentu, misalnya seperti penguat audio (audio amplifier), regulator tegangan, penerima gelombang radio, dan lain sebagainya. Sirkuit terintegrasi pada umumnya memiliki jumlah kaki lebih dari tiga buah. Lalu bagaimana mengidentifikasi kaki pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya pada sebuah sirkuit terintegrasi / IC. Caranya adalah dengan melihat tanda–tanda khusus yang diberikan pada sebuah IC, tanda khusus ini bisa berupa titik, logo perusahaan, lengkungan, dan lain sebagainya.
1.    IC NE555
IC NE555 yang mempunyai 8 pin (kaki) ini merupakan salah satu komponen elektronika yang cukup terkenal, sederhana, serba guna dengan ukurannya yang kurang dari 1/2 cm3 dan harganya di pasaran sangat murah. Pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan sebagai Timer (Pewaktu) dengan operasi rangkaian monostable dan Pulse Generator (Pembangkit Pulsa) dengan operasi rangkaian astable. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai Time Delay Generator dan Sequential Timing.
Gambar 2.1: Konfigurasi Pin IC NE555
Fungsi masing-masing pin IC 555 :
a)    Pin 1(Ground). Pin input dari sumber tegangan DC paling negative. Pin ini merupakan titik referensi untuk seluruh sinyal dan tegangan pada rangkaian 555, baik rangkaian intenal maupun rangkaian eksternalnya.
b)   Pin 2(Trigger). Input negative dari lower komparator (komparator B) yang menjaga osilasi tegangan terendah kapasitor pada 1/3 Vcc dan mengatur RS flip-flop.
c)    Pin 3(Output). Pin keluaran dari IC 555. Output mempunyai 2 keadaan, yaitu High dan Low.
d)   Pin 4(Reset). Pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang akan berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate (gerbang) transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin ini langsung dihubungkan ke Vcc agar tidak terjadi reset.
e)    Pin 5(Voltage Control). Pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi input negative (komparator A). pin ini bisa dibiarkan tergantung (diabaikan), tetapi untuk menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan dengan kapasitor berorde sekitar 10 nF ke pin ground
f)    Pin 6(Threshold). Pin ini terhubung ke input positif (komparator A) yang akan me-reset RS flip-flop ketika tegangan pada pin ini mulai melebihi 2/3 Vcc
g)   Pin 7(Discharge). Pin ini terhubung ke open collector transistor internal (Tr) yang emitternya terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp node yang sesuai ke ground pada timing tertentu
h)   Pin 8 (Vcc). Pin ini untuk menerima supply DC voltage. Biasanya akan bekerja optimal jika diberi 5V s/d 15V. Supply arusnya dapat dilihat di datasheet, yaitu sekitar 10mA s/d 15mA.
Gambar 2.2 Rangkaian IC NE555

2.    IC CA3130
CA3130 adalah op amp yang menggabungkan keuntungan dari kedua CMOS dan transistor bipolar. Gerbang dilindungi P-Channel MOSFET (PMOS) transistor ini digunakan dalam rangkaian input untuk memberikan masukan impedansi yang sangat tinggi, arus masukan sangat rendah, dan kecepatan yang mempunyai kinerja yang luar biasa. Penggunaan PMOS transistor dalam tahap input hasil yang sama mode kemampuan input tegangan ke 0.5V bawah terminal negatif-pasokan, yang penting atribut dalam aplikasi single-supply. Sebuah CMOS transistor-pasangan, mampu mengayunkan output tegangan dalam 10mV baik terminal suplai tegangan (di nilai-nilai yang sangat tinggi beban impedansi), digunakan sebagai sirkuit output. Sirkuit CA3130 Seri beroperasi pada tegangan suplai mulai dari 5V ke 16V, (± 2.5V untuk ± 8V). IC tersebut bisa menjadi fase dikompensasi dengan kapasitor eksternal tunggal, dan memiliki terminal untuk penyesuaian tegangan offset untuk aplikasi membutuhkan kemampuan offset-null. Ketentuan Terminal juga dibuat untuk mengizinkan nyala dari tahap output. CA3130A mempunyai karakteristik masukan lebih unggul dan lebih tinggi daripada CA3130 tersebut.

Gambar 2.3: Konfigurasi pin IC CA3130
B.  Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Jenis-Jenis Transistor ada beberapa macam dan bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia elektronika mungkin tidak asing lagi ketika mendengar kata transistor. Tapi bagi orang-orang non-elektro mungkin akan terasa asing dengan istilah transistor. Transistor dalam pengertian yang sangat sederhana adalah seperti kran air. Transistor ini adalah sebuah alat semikonduktor yang bisa digunakan sebagai penguat, sebagai sirkuit penyambung maupun pemutus, menstabilkan tegangan dan lain sebagainya. Jenis transistor pada umumnya terbagi hanya menjadi dua jenis saja yaitu jenis transistor bipolar atau dua kutub dan transistor efek medan atau juga dikenal sebagai Field Effect Transistor (FET). Tiap-tiap dari jenis transistor ini dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil sebagaimana yang akan dijelaskan pada paragraf berikutnya.
Transistor yang pertama adalah transistor bipolar atau dwi kutub. Transistor bipolar termasuk salah satu dari jenis-jenis transistor yang paling banyak digunakan dalam suatu rangkaian elektronika. Sedangkan pengertian dari transistor bipolar itu sendiri adalah transistor yang memiliki dua buah persambungan kutub. Sedangkan jenis transistor bipolar dibagi lagi menjadi tiga bagian lapisan material semikonduktor yang kemudian membedakan transistor bipolar kedalam dua jenis yaitu transistor P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan transistor N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Masing-masing kaki dari jenis transistor ini mempunyai nama seperti B yang berarti Basis, K yang berarti Kolektor serta E yang berarti Emiter. Sedangkan untuk fungsi transistor bipolar adalah sebagai regulator arus listrik.

Jenis-Jenis Transistor
Gambar 2.4: Jenis-jenis Transistor
Transistor kedua yang paling banyak digunakan dari berbagai jenis-jenis transistor yang ada adalah transistor efek medan (FET). Transistor jenis ini sama seperti transistor bipolar yang memiliki tiga kaki. Tiga kaki terminal yang dimiliki oleh transistor efek medan adalah Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Transistor efek medan ini atau dikenal pula dengan istilah transistor unipolar memiliki hanya satu buah kutub saja. Sedangkan cara kerja dari transistor efek medan ini adalah mengatur dan mengendalikan aliran elektron dari Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada Gate. Hal inilah yang membedakan antara fungsi transistor efek medan dengan fungsi transistor bipolar pada penjelasan diatas.
Dari sajian kali ini dapat disimpulkan bahwa antara transistor bipolar dengan transistor efek medan mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dalam cara kerja dan fungsinya. Transistor bipolar yang sebagai regulator arus listrik mengatur besar kecilnya arus listrik yang melalui Emiter yang kemudian berlanjut kepada Basis untuk menentukan seberapa besar arus yang diberikan kepadanya. Sedangkan transistor efek medan mengendalikan elektron dari Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada Gate. Lalu adakah cara termudah untuk mengetahui dan menentukan jenis-jenis transistor? Cara termudahnya adalah dengan menggunakan alat ohmmeter jika anda ingin menentukan suatu jenis transistor. Cukup letakkan kaki negatif dari ohmmeter ke katoda dan kaki positif ke anoda.

C.  Kapasitor
Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf “C” adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867).  Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaaFtGwcVt2lJixl2jSYBdl2Fc9N6sjYYfto6doCjSGL_znR4GuKIQNWxoV56bWrbQ5lfTaLGOmq52k_Vwc5Tn7JRewKJS78Wj4LVjGczSuJkB96iPmLpPVRo9yf_ngbZhoQWu2vbaYNU/s1600/kapasitor.jpg
Gambar 2.5: Jenis-jenis kapasitor

Berikut  adalah  tabel  contoh  konstanta  (k)  dari  beberapa  bahan dielektrik yang disederhanakan :
Tabel 2.1: Konstanta Bahan (k)
Udara vakum
K=1
Alumunium oksida
K=8
Keramik
K=100-1000
Gelas
K=8
Polyethylene
K=3

Untuk rangkaian  elektronik  praktis,  satuan  farad  adalah  sangat besar  sekali.  Umumnya kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan: µF, nF dan pF.
1 Farad            = 1.000.000 µF (mikro Farad)
1 µF                 = 1.000.000 pF (piko Farad)
1 µF                 = 1.000 nF (nano Farad)
1 nF                 = 1.000 pF (piko Farad)
1 pF                 = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
1 µF                 = 10-6 F
1 nF                 = 10-9 F
1 pF                 = 10-12 F
Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran  sebuah kapasitor. Misalnya 0.047µF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan 100pF. Kapasitor / kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

D.  LED (Light Emitting Diode)
Lampu LED atau kepanjangannya Light Emitting Diode adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut.
Misalnya pada sebuah komputer, terdapat lampu LED power dan LED indikator untuk processor, atau dalam monitor terdapat juga lampu LED power dan power saving.
LED (Light Emitting Diode) yaitu jenis dioda yang mampu menghasilkan cahaya apabila pada  dioda  tersebut  bekerja  tegangan  1.8V  dan  arus  listrik  1,5 mA dengan  arah  forward  bias  /  bias  arus maju.  Arus  listrik  juga akan bekerja hanya pada arus bias maju. LED didesign dengan rumah atau case dari bahan epoxy trasnparan. Warna cahaya yang dihasilkan dapat dibuat sesuai dengan dopping bahan pada LED.
Lampu LED terbuat dari plastik dan dioda semikonduktor yang dapat menyala apabila dialiri tegangan listrik rendah (sekitar 1.5 volt DC). Bermacam-macam warna dan bentuk dari lampu LED, disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya.
LED (Light Emitting Diode) merupakan sejenis lampu yang akhir-akhir ini muncul dalam kehidupan kita. LED dulu umumnya digunakan pada gadget seperti ponsel atau PDA serta komputer. Sebagai pesaing lampu bohlam dan neon, saat ini aplikasinya mulai meluas dan bahkan bisa kita temukan pada korek api yang kita gunakan, lampu emergency dan sebagainya. Led sebagai model lampu masa depan dianggap dapatmenekan pemanasan global karena efisiensinya.
Lampu LED sekarang sudah digunakan untuk:
3.    lalu lintas
4.    advertising
Light Emitting Diode (LED) merupakan jenis dioda semikonduktor yang dapat mengeluarkan energi cahaya ketika diberikan tegangan.
http://photos1.blogger.com/blogger/3363/3007/320/led.gif
Gambar 2.6: Struktur Dasar LED
Semikonduktor merupakan material yang dapat menghantarkan arus listrik, meskipun tidak sebaik konduktor listrik. Semikonduktor umumnya dibuat dari konduktor lemah yang diberi ‘pengotor’ berupa material lain. Dalam LED digunakan konduktor dengan gabungan unsur logam aluminium-gallium-arsenit (AlGaAs). Konduktor AlGaAs murni tidak memiliki pasangan elektron bebas sehingga tidak dapat mengalirkan arus listrik. Oleh karena itu dilakukan proses doping dengan menambahkan elektron bebas untuk mengganggu keseimbangan konduktor tersebut, sehingga material yang ada menjadi semakin konduktif.

E.   Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi  jumlah  arus  yang  mengalir  dalam  satu  rangkaian.  Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari  hukum  Ohm  yang  diketahui  bahwa resistansi  berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir  melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan  dengan simbol Ω (Omega). Jika Resistor tidak dialiri arus, maka tegangan kedua ujungnya sama.
Di dalam rangkaian elektronika resistor dilambangkan dengan “R”, sedangkan iconnya adalah “http://www.kelas-mikrokontrol.com/images/ricon.gif”. Ada beberapa jenis resistor yang ada di pasaran, diantaranya adalah resistor carbon, wirewound, dan metal film. Ada pula resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain potensiometer dan trimpot. Selain itu ada juga yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR (Light Dependent Resistor) dan resistor yang nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC (Negative Thermal Resistance) dan PTC (Positive Thermal Resistance).
Berbagai Jenis type dan bentuk Resistor
Gambar 2.7: Berbagai jenis type dan bentuk resistor

http://www.kelas-mikrokontrol.com/images/potensiometer.gif
http://www.kelas-mikrokontrol.com/images/ldr.gif
http://www.kelas-mikrokontrol.com/images/ntc.gif
http://www.kelas-mikrokontrol.com/images/trimpot.gif
Potensiometer
L D R
N T C
Trimpot
Gambar 2.8: Lambang-lambang dari beberapa Jenis Resistor

Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (tahanan) dari resistor. Kode-kode warna itu melambangkan angka ke-1, angka ke-2, angka perkalian dengan 10 (multiflier), nilai toleransi kesalahan dan nilai kualitas dari resistor. Kode warna itu antara lain Hitam, Coklat, Merah, Orange, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Abu-abu, Putih, Emas dan Perak. Untuk lebih lanjut, perhatikan tabel di bawah ini:






Tabel 2.2: Kode-kode warna untuk nilai resistansi resistor
http://www.kelas-mikrokontrol.com/images/resistor3.gif
KODE WARNA
APPLET WARNA
NILAI
TOLERANSI
Hitam

0
-----
Coklat

1
± 1 %
Merah

2
± 2 %
Orange

3
-----
Kuning

4
-----
Hijau

5
-----
Biru

6
-----
Ungu

7
-----
Abu-abu

8
-----
Putih

9
-----
Emas

0,1
± 5 %
Perak

0,01
± 10 %
Tak Berwarna

-----
± 20 %

F.   Saklar (Switch)
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan untuk sensormekanik, karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk pengaturan rangkaian pengontrolan.
http://profil.widodoonline.com/Elektronika/komponen/images/image101.jpg
Gambar 2.9: Saklar (switch)

G.  Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
             https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSnRyGvPqMJfFvI3nMTqDBNggPRBHuGARh2xRJ72XmTjhxsVvT3qSJ1z4vQiYpw9JVL9v-W-EPOyUUd3mP0r9HLOemliF0U6On0HBR2mdTRxI0YQv5wr6zIV7GWT2XA1igTBrqXapywgn4/s320/2.JPG

Gambar 2.10: Gambar dan simbol buzzer

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.  Alat dan Komponen
Alat dan komponen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Alat
a.    Solder Listrik                                                                                 1 buah
b.    Baterai 9 volt + socket                                                                   1 set
c.    Papan PCB                                                                                     1 buah
d.   Multitester  + probe                                                                        1 set
e.    Gunting                                                                                          1 buah
f.     Kabel tunggal                                                                                 2 meter
2.    Komponen
a.    Resistor
1)   Resistor 2,2 MΩ                                                                        2 buah
2)   Resistor 100 KΩ                                                                        1 buah
3)   Resistor 1 KΩ                                                                            1 buah
4)   Resistor 12 KΩ                                                                          1 buah
5)   Resistor 15 KΩ                                                                          1 buah
b.    Kapasitor
1)   Kapasitor 22 pF                                                                         2 buah
2)   Kapasitor 100 µF 16 V                                                              1 buah
3)   Kapasitor 47 pF                                                                         1 buah
4)   Kapasitor 0,1 µF                                                                        2 buah
5)   Kapasitor 0,01 µF                                                                      1 buah
6)   Kapasitor 4,7 µF 16 V                                                               1 buah
7)   Kapasitor 0,22 µF                                                                      1 buah
c.    IC (Integrated Circuit)      
1)   IC CA3130                                                                                1 buah
2)   IC NE555                                                                                  1 buah
d.   Indikator LED                                                                               1 buah
e.    Transistor BC548                                                                           1 buah
f.     Socket IC 8 kaki                                                                            2 buah
g.    Buzzer                                                                                            1 buah
h.    Saklar                                                                                             1 buah
i.      Antena kawat                                                                                 5 inci
j.      Timah solder                                                                                   secukupnya    

B.  Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Menyiapkan alat-alat dan komponen-komponen yang ingin digunakan.
2.    Memasang komponen-komponen pada papan PCB sesuai pada gambar rangkaian berikut ini:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB12WpT2VrdC06YinMYAKo_jJITXaMVO8TWxX46xAhn96bTdqv2WEwEFRFfbDgD8Q2GHdiadk7tKS8UiVBs4Rar1h6J0fzjp0-dT6mGA_3fcNZkRXyH170kL5tbmmQsTq5LtYJhjX_UKxr/s640/cellphone-detector.jpg
Gambar 3.1: Rangkaian Detektor Sinyal Handphone
3.  Membersihkan kaki-kaki komponen.
4. Menyolder kaki-kaki komponen pada papan PCB dengan rapi.
5. Menyolder kabel penghubung sesuai dengan yang dibutuhkan.
6. Memotong sisa kaki-kaki komponen dengan menggunakan gunting.
7. Menyambungkan rangkaian yang telah jadi dengan sumber tegangan yaitu baterai 9 volt.

C.  Rincian Biaya
Rincian biaya pada eksperimen yang didemonstrasikan tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Baterai 9 volt + socket                          1 set                             Rp.10.000,-
2.    Papan PCB + kaki                                 1 set                             Rp.17.000,-
3.    Kabel tunggal + Timah                          3 meter                        Rp.  9.400,-
4.    Resistor
a.    Resistor 2,2 MΩ                                        2 buah                         Rp.     200,-
b.    Resistor 100 KΩ                                        1 buah                         Rp.     100,-
c.    Resistor 1 KΩ                                            1 buah                                     Rp.     100,-
d.   Resistor 12 KΩ                                          1 buah                         Rp.     100,-
e.    Resistor 15 KΩ                                          1 buah                         Rp.     100,-
5.    Kapasitor
a.    Kapasitor 22 pF                                          2 buah                         Rp.     500,-
b.    Kapasitor 100 µF 16 V                              1 buah                         Rp.     500,-
c.    Kapasitor 47 pF                                          1 buah                         Rp.   1.000,-
d.   Kapasitor 0,1 µF                                        2 buah                         Rp.   1.000,-
e.    Kapasitor 0,01 µF                                      1 buah                         Rp.     150,-
f.     Kapasitor 4,7 µF 16 V                               1 buah                         Rp.     350,-
g.    Kapasitor 0,22 µF                                      1 buah                         Rp.     500,-
6.    IC (Integrated Circuit)  
a.    IC CA3130                                                            1 buah                         Rp.12.500,-
b.    IC NE555                                                   1 buah                         Rp.  2.200,-
7.    Indikator LED                                       1 buah                         Rp.     500,-
8.    Transistor BC548                                  1 buah                         Rp.     600,-
9.    Socket IC 8 kaki                                    2 buah                         Rp.  1.000,-
10.     Buzzer                                                 1 buah                         Rp.  6.000,-
11.     Saklar                                                  1 buah                         Rp.  3.000,-
12.     Antena kawat                                      5 inci                           Rp.   1.000,-  +
Total biaya                                                                                         Rp.67.800,-

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Uji Coba
Pada rangkaian pendeteksi sinyal handphone tersebut menggunakan 2 buah IC yaitu IC CA3130 dan IC NE555. Adapun kapasitor yang digunakan adalah untuk menyimpan energi dalam bentuk medan elektromagnetik, ketika ada sedikit perubahan yang disebabkan oleh sinyal dari ponsel sebelum itu akan mengganggu medan elektromagnetik dan kapasitor yang lainnya melepaskan energi kapasitor yang akhirnya diterima sebagai masukan rangkaian konverter. Karena input sangat kecil, maka konverter ini mengubah nilai arus menjadi tegangan sehingga sinyal ponsel yang terdeteksi ditangkap oleh lampu indikator LED dan buzzer. Inti dari rangkaian ini sebenarnya terdapat pada lampu indikator LED dan buzzer. Ketika ada penampakan sinyal handphone yang sedang aktif maka lampu indikator LED akan menyala kemudian buzzer akan mengeluarkan suara sebagai alarmnya.
Gambar 4.1: Gambar rangkaian pendeteksi sinyal handphone yang telah disusun
B.  Pembahasan
Rangkaian pendeteksi sinyal handphone merupakan suatu rangkaian elektronika yang dapat mendeteksi keberadaan ponsel atau handphone dalam sebuah ruangan dengan cara sinyal ponsel untuk mendeteksi aktivitas dalam bentuk panggilan masuk/keluar, maupun SMS (Short Message Sistem) masuk/keluar. Rangkaian tersebut tersusun dari beberapa transmisi mobile beruukuran saku yang dapat merasakan adanya ponsel aktif dari jarak satu setengah meter. Sehingga rangakaian ini dapat digunakan untuk mencegah penggunaan ponsel dibeberapa tempat yang dilarang, seperti ruang pemeriksaan, ruang rahasia, dan ruang lainnya. Hal ini juga berguna untuk mendeteksi penggunaan telepon selular untuk memata-matai dan transmisi video yang tidak sah.
Prinsip kerja dari rangkaian tersebut adalah  IC CA3130 (IC1) yang digunakan pada rangkaian adalah sebagai konverter arus ke tegangan dengan kapasitor C3 dihubungkan antara masukan pembalik dan non-pembalik. Ini adalah versi CMOS menggunakan p-channel MOSFET gerbang transistor yang dilindungi pada input untuk memberikan impedansi masukan yang sangat tinggi, kecepatan arus masukan sangat tinggi dan kinerja yang sangat rendah. Output transistor CMOS mampu mengayunkan tegangan output dalam 10 mV dari terminal baik pasokan tegangan. C3 kapasitor dalam hubungannya dengan induktansi memimpin bertindak sebagai saluran transmisi yang penyadapan sinyal dari ponsel. Kapasitor ini menciptakan lapangan, menyimpan energi dan transfer energi yang tersimpan dalam bentuk menit arus ke masukan dari IC1. Ini akan mengganggu input seimbang IC1 dan mengubah arus ke tegangan output yang sesuai. C4 kapasitor bersama dengan besar nilai resistor R1 membuat masukan non-pembalik stabil untuk mudah ayunan output ke tinggi negara. Resistor R2 menyediakan jalur debit untuk kapasitor C4. Umpan balik resistor R3 membuat tinggi masukan pembalik ketika output menjadi tinggi. Kapasitor C5 (47pF) dihubungkan pada strobe (pin 8) dan input nol (pin 1) dari IC1 untuk fase kompensasi dan keuntungan kontrol untuk mengoptimalkan respon frekuensi.
Ketika sinyal detektor ponsel terdeteksi oleh C3, output dari IC1 menjadi tinggi dan rendah secara bergantian sesuai dengan frekuensi dari sinyal seperti yang ditunjukkan oleh LED1. Hal ini memicu monostable Timer IC2 melalui kapasitor C7. Kapasitor C6 mempertahankan bias basis transistor T1 untuk tindakan switching cepat. Nilai komponen waktu rendah R6 dan C9 menghasilkan penundaan waktu yang sangat singkat untuk menghindari gangguan audio. Merakit sel rangkaian detektor telepon pada tujuan umum PCB sekecil mungkin dan melampirkan dalam kotak kecil seperti kasus ponsel sampah. Seperti disebutkan sebelumnya, kapasitor C3 harus memiliki panjang memimpin 18 mm dengan jarak memimpin 8 mm. Hati-hati solder kapasitor dalam posisi berdiri dengan jarak yang sama dari LED. Tanggapan dapat dioptimalkan dengan memotong panjang utama C3 untuk frekuensi yang diinginkan. Anda dapat menggunakan jenis antena teleskopik pendek. Rangkaian tersebut menggunakan baterai 9 V - 12 V miniatur remote control dan bel kecil untuk membuat gadget ukuran saku. Unit akan memberikan indikasi peringatan jika seseorang menggunakan ponsel dalam radius 1,5 meter.
Berdasarkan dari hasil uji coba rangkaian yang telah dilakukan maka dapat dikategorikan bahwa rangkaian pendeteksi sinyal handphone yang dirancang tersebut sesuai dengan hasil yang diharapkan akibat setelah saklar di-onkan maka buzzer langsung berbunyi dengan menangkap sinyal handphone disekitarnya, sedangkan lampu indikator LED menyala ketika mendeteksi adanya sinyal disekitarnya. Hal tersebut dapat terbukti pada saat rangkaian pendeteksi sinyal handphone yang telah dirangkai tersebut digunakan.








BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan dari rumusan masalah dalam laporan tersebut, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.    Cara membuat rangkaian pendeteksi sinyal handphone tidaklah terlalu sulit, namun membutuhkan ketelitian terutama pada saat menyolder komponen yang digunakan dalam rangkaian. Komponen utama dalam pembuatan rangkaian tersebut adalah IC CA3130, IC NE555, Indikator LED dan Buzzer.
2.    Prinsip kerja dari rangkaian pendeteksi sinyal handphone adalah menggunakan dua buah IC yaitu IC CA3130 dan IC NE555 dengan inti dari rangkaian tersebut adalah indikator LED dan buzzer. Ketika ada penampakan sinyal handphone yang sedang aktif maka lampu indikator LED akan menyala kemudian buzzer akan mengeluarkan suara sebagai alarmnya.
3.    Kegunaan dari rangkaian pendeteksi sinyal handphone adalah untuk memudahkan manusia dalam mendeteksi keberadaan ponsel atau handphone dalam sebuah ruangan dengan cara sinyal ponsel untuk mendeteksi aktivitas dalam bentuk panggilan masuk/keluar, maupun SMS (Short Message Sistem) masuk/keluar.
4.    Cara menggunakan rangkaian pendeteksi sinyal handphone adalah dengan mendekatkan rangkaian pada suatu ruangan yang diprediksi terdapat handphone yang sedang aktif dengan memperhatikan lampu indikator dan buzzer. Apabila lampu indikator menyala dan buzzer mengeluarkan suara maka di ruangan tersebut terdapat handphone yang sedang aktif dan rangkaian ini dapat mendeteksi sinyal sampai sejauh 1,5 meter.




B.  Saran
Saran yang dapat diasumsikankan bagi pembaca tentang eksperimen yang didemonstrasikan tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Jika anda seorang pengajar atau guru, alat ini dapat membantu mendeteksi siswa anda yang tidak mau mematikan handphonenya saat ujian. Tanpa anda harus repot mengumpulkan handphone saat ujian berlangsung satu persatu di depan kelas. Rangkaian pendeteksi ini dapat menangkap sinyal handphone yang sedang aktif dalam jarak kurang lebih 1 meter. Sehingga jika ada seorang siswa yang melakukan transaksi tukar jawaban melalui call maupun sms akan terlacak meskipun menggunakan mode sillent / modus diam sekalipun.
2.    Rangkaian pendeteksi tersebut juga sangat berguna untuk tempat – tempat yang melarang adanya aktifitas HP/Phonecell seperti didalam pesawat ataupun di area POM bensin dll.
3.    Hendaknya dalam pembuatan rangkaian pendeteksi sinyal handphone tersebut haruslah lebih teliti, terutama pada saat menyolder komponen yang digunakan sebab apabila komponen tersebut terlalu panas akibat kontak langsung dengan solder maka akan menyebabkan kerusakan pada komponen sehingga mempengaruhi hasil uji alat rangkaian.
4.    Dapat dibuat rangkaian pendeteksi sinyal handphone dengan radius yang lebih jauh lagi dengan menggunakan rangkaian yang sama seperti pada laporan tersebut, namun dengan menggunakan antena yang lebih panjang lagi atau dengan menggabungkan dua jenis rangkaian yang sama tersebut.












DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fali Oklilas, Bahan Ajar Elektronika Dasar, http://www.ilkom.unsri.ac.id, 2007.
http://nie-lampuled.blogspot.com/ didownload pada rabu, 17 Juni 2015.
http://www.jaycar.com.au/images_uploaded/FN817.PDF didownload pada hari kamis, 18 Juni 2015.
http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/04/buzzer.html didownload pada hari rabu, 17 Juni 2015.